Perusahaan tambang asal Australia, Resolute Mining, mengatakan pihaknya setuju untuk membayar sekitar US$ 160 juta (Rp 2,52 triliun) kepada pemerintah Mali untuk menyelesaikan sengketa pajak dalam rangka pembebasan kepala eksekutifnya (CEO) dan dua karyawan lainnya yang ditahan di negara Afrika Barat tersebut.
Resolute telah melakukan pembayaran penyelesaian awal sekitar US$ 80 juta (Rp 1,26 triliun) dari cadangan kas yang ada kepada pemerintah Mali, tempat perusahaan tersebut menjalankan operasi penambangan emas. Resolute berencana membayar US$ 80 juta sisanya dalam beberapa bulan mendatang yang akan diambil “dari sumber likuiditas yang ada,” kata penambang itu dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Tuntutan pemerintah terhadap perusahaan, terkait pajak, pungutan bea cukai, pemeliharaan dan pengelolaan rekening luar negeri, diselesaikan dalam nota kesepahaman, kata Resolute. Perjanjian tersebut juga menetapkan kerangka kerja untuk pembicaraan lebih rinci dengan para pejabat mengenai masa depan operasi jangka panjang di Mali, katanya.
Rincian lebih lanjut akan diberikan setelah dokumentasi diselesaikan, tambah Resolute. Dikatakan operasi di lokasi tetap berjalan seperti biasa dan tidak terkena dampak.
CEO Relsolute, Terence Holohan, dan dua karyawan lainnya yang tidak disebutkan namanya ditahan oleh pejabat pemerintah di Mali awal bulan ini. Mereka berada di ibu kota negara, Bamako, untuk mengadakan pembicaraan dengan otoritas pertambangan dan pajak mengenai praktik bisnis, menurut pengakuan Resolute.
Mali, yang diperintah oleh junta militer, tahun lalu mengadopsi peraturan pertambangan baru yang dirancang untuk memungkinkan pemerintah mendapat bagian lebih besar dalam kekayaan mineralnya. Sejak saat itu, mereka juga meminta lebih banyak dana dari Barrick Gold yang terdaftar di New York, yang membayar para pejabat sebesar US$ 85 juta (Rp 1,34 triliun) pada awal Oktober dalam negosiasi yang sedang berlangsung.
Pembicaraan antara para penambang dan pemerintah Mali terjadi di tengah melonjaknya harga emas, yang mencapai rekor tertinggi bulan lalu menjelang pemilu AS.
Resolute mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan pemerintah mengenai langkah-langkah prosedur yang tersisa untuk pembebasan Holohan dan karyawan lainnya. Mereka tetap aman dan sehat serta terus menerima dukungan dari Inggris dan kedutaan serta konsulat internasional, katanya.