Kabar buruk kembali datang dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri. Kali ini, PT Asia Pacific Fibers Tbk (Asia Pacific) menyatakan menutup sementara pabriknya yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat mulai hari ini, Jumat (1/11/2024).
Dalam Keterbukaan Informasi tertanggal 31 Oktober 2024 di situs resmi BEI, Sekretaris Perusahaan Asias Pacific Tunaryo mengatakan, penghentian pabrik yang eksis selama tiga dekade ini akan mengakibatkan koreksi pendapatan penjualan tahunan Perseroan hingga 52%.
“Perseroan akan mempertahankan kelangsungan usahanya melalui operasional terbatas divisi Benang Filamen di Kendal, Jawa Tengah untuk melayani permintaan esensial pelanggan tertentu,” katanya, dikutip Jumat (1/11/2024).
Perusahaan mengaku mengalami kelesuan permintaan sebagai dampak domino kelebihan kapasitas global.
Mengacu informasi di situs resmi Asia Pacific Fibers, perusahaan memiliki pabrik yang berlokasi di Klari, Karawang, Jawa Barat dan Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menjelaskan, perusahaan ini pernah berjaya dengan memiliki sekitar 4.000-an pekerja.
Namun, kemudian perlahan perusahaan melakukan efisiensi dengan pengurangan pekerja alias pemutusan hubungan kerja (PHK). Puncaknya, PHK dilakukan paling banyak sejak tahun 2023, hingga kuartal II tahun 2024 ini.
“Mereka sudah melakukan PHK, terutama sejak tahun 2023. Total 1.200 orang pekerja. Itu total habis pekerjanya. Tapi, pabrik tetap beroperasi, pekerjanya dibayar harian. Nah dengan pengumuman kemarin, ini total tidak berproduksi lagi,” kata Redma kepada CNBC Indonesia, Jumat (1/11/2024).
“Penyebabnya sama dengan hampir semua pabrik tekstil yang sudah tutup atau melakukan PHK-PHK. Penurunan permintaan yang dipicu lonjakan impor. Pabrik di Karawang ini sekitar 5% ekspor, sisanya lokal. Dia memproduksi polimer dan chip fiber. Nah, chip fiber ini dipasok ke pabrik yang di Kaliwungu untuk diproduksi jadi filamen,” paparnya.
Pabrik Kaliwungu, lanjut dia, memasok sekitar 20% produksinya ke pasar ekspor. Sisanya, untuk lokal.
“Karena chipnya dipasok dari Karawang, bukan tidak mungkin pabrik Kaliwungu akan goyang. Nah ini ada sekitar 700-an pekerja di sana yang bisa terancam kehilangan pekerjaan. Salah satu upaya perusahaan kemungkinan akan mengimpor chipnya untuk memproduksi filamen di Kaliwungu,” kata Redma.
“Mereka kan menyatakan tutup sementara. Kita lihat, ini semua sekarang tergantung angin ya. Kalau anginnya bagus bisa jalan lagi. Kalau begini-begini terus, ya kita lihat saja,” kata Redma.
Nasib Pekerja Asia Pacific
Terpisah, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, kabar penutupan pabrik oleh Asia Pacific menambah daftar panjang kabar buruh di sektor TPT nasional.
“Sritex belum ada solusi konkret, sekarang PT Asia Pacific Fibers menghentikan produksinya. Sekarang pekerja di sana sedang dalam tahap negosiasi. Sebenarnya ini bukan mendadak, perusahaan sudah melakukan PHK bertahap. Saya dengar liabilitasnya juga tinggi, sehingga nggak kuat sampai harus menghentikan produksi,” kata Redma kepada CNBC Indonesia.
“Saya dengar yang di Kaliwungu akan melakukan PHK juga. Mungkin sekitar 1.000-an orang. Kemungkinan hanya akan menyisakan 500-an pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih harus diselesaikan,” ujarnya.
Ristadi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, perusahaan memiliki niat baik menyelesaikan kewajiban kepada pekerjanya.