Peneliti BRIN ungkap pengaruh pola warna pada pertumbuhan sapi bali

Peneliti BRIN ungkap pengaruh pola warna pada pertumbuhan sapi bali

Pekerja menggiring sapi Bali ke atas truk untuk dikirim ke Kabupaten Jembrana di Pasar Hewan Beringkit, Badung, Bali, Minggu (3/7/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.

 Peneliti dari Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ikhsan Suhendro menjelaskan pola warna yang dimiliki spesies sapi bali mempengaruhi pertumbuhan tubuh satwa tersebut.

“Sapi betina umumnya berwarna cokelat kemerahan, sedangkan sapi jantan berubah menjadi hitam setelah mencapai kedewasaan seksual. Perubahan ini menjadi indikator penting dalam seleksi hewan,” ujar Ikhsan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan, pada sebagian sapi bali jantan ditemukan penyimpangan pola warna yang meliputi albino (warna pucat/putih), injin (jantan berwarna seperti betina), dan poleng (berbintik). Penyimpangan pola warna atau aberasi ini, menurut Ikhsan, merupakan indikasi penyimpangan genetik yang dapat memengaruhi pertumbuhan tubuh sapi.

khsan mengungkapkan bahwa pola warna tubuh sapi bali memiliki korelasi langsung dengan bobot badan dan efisiensi pertumbuhan.

“Sapi jantan dengan warna hitam penuh (full black) memiliki bobot badan lebih besar di usia 2 tahun, mencapai 260 kilogram, dibandingkan sapi jantan dengan warna cokelat, yang rata-rata berbobot 185 kilogram,” ujarnya.

Selain itu, sapi full black juga menunjukkan tingkat pertumbuhan bobot harian sebesar 0,35 kilogram, lebih tinggi dibandingkan sapi dengan pola warna lainnya. https://handsholden.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*