BTN cetak laba bersih Rp2,08 triliun pada kuartal III-2024

BTN cetak laba bersih Rp2,08 triliun pada kuartal III-2024

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyampaikan telah membukukan laba bersih sebesar Rp2,08 triliun pada kuartal III tahun 2024, di Jakarta, Kamis (28/11/2024). ANTARA/HO-BTN

 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah membukukan laba bersih sebesar Rp2,08 triliun pada kuartal III tahun 2024.

“Di balik tantangan yang dihadapi selama sembilan bulan ke belakang pada tahun 2024, kami tetap optimistis bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi BTN seiring dengan prospek makroekonomi yang akan lebih kondusif, serta adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah nasional secara lebih masif melalui Program Tiga Juta Rumah,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.

Kemudian, di tengah kondisi biaya dana yang mahal dan sejumlah tantangan makroekonomi, penyaluran kredit BTN tetap meningkat ditopang permintaan KPR Subsidi dan KPR Non-Subsidi, serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat di atas rata-rata industri perbankan nasional.

BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian tersebut masih tercatat di atas pertumbuhan rata-rata kredit industri perbankan nasional yang mencapai 10,9 persen (yoy).

Nixon mengatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang cukup menantang, karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga nasional mengalami stagnasi dan daya beli masyarakat mengalami pelemahan. Namun, BTN tetap mampu menjaga pertumbuhan kredit sesuai dengan target yang telah ditetapkan yakni di level 10-11 persen tahun ini.

“Di tengah tantangan yang terjadi di sepanjang 2024, fungsi intermediasi BTN tetap berjalan optimal. Hal ini menandakan BTN mampu menjalankan salah satu tugas utamanya untuk turut menggerakkan ekonomi dan membuka akses pinjaman bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah,” ujarnya.

Nixon mengatakan, pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh permintaan yang meningkat di KPR, terutama KPR Subsidi seiring dengan masih tingginya kebutuhan akan perumahan yang layak dan terjangkau di Indonesia. Saat ini terdapat 24,6 juta rumah yang masih tergolong tidak layak huni, dengan jumlah backlog kepemilikan rumah nasional yang mencapai 9,9 juta https://authenshoot.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*