AS Cabut dari Perjanjian Iklim Paris, Janji US$ 20 M ke RI Melayang?

Foto aerial salah satu lokasi PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia dengan kapasitas 100 Megawatt peak (MWp) di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. (Dok. PT PLN (Persero)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal kelanjutan pendanaan dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) untuk program transisi energi di Indonesia melalui Just Energy Transition Partnership (JETP).

Komitmen pendanaan tersebut sejatinya sudah diungkapkan sejak November 2022 lalu. Namun, setelah Presiden AS Donald Trump berkuasa, negara paman sam itu kini sudah tidak sejalan dengan komitmen transisi energi. Hal itu dibuktikan pasca keluarnya AS dari Perjanjian Iklim Paris (Paris Agreement).

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyebutkan pihaknya akan mengecek terlebih dahulu komitmen JETP yang sebelumnya telah dijanjikan untuk Indonesia sebesar US$ 20 miliar setara Rp 300 triliun.

“Ini biar kita cek dulu,” jawabnya singkat saat ditanya perihal komitmen JETP usai AS hengkang dari Paris Agreement, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Adapun, program JETP (Just Energy Transition Partnership) itu sendiri merupakan kesepakatan Indonesia dengan berbagai negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk membantu pendanaan transisi energi di Indonesia.

Dana yang dijanjikan dalam JETP sekitar US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun. Sayangnya, pendanaan tersebut ternyata bukan berbentuk hibah, melainkan pinjaman alias utang.

Kemitraan itu sejalan dengan reformasi kebijakan dalam negeri, akan terus memobilisasi investasi dalam produksi energi terbarukan dalam negeri Indonesia untuk mengurangi emisi, memperkuat dan memperluas jaringan, memajukan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan ekonomi energi bersih di Indonesia.

Terakhir, AS dan Indonesia juga berkomitmen untuk mengembangkan rantai pasok mineral penting. Hal itu disampaikan dalam pertemuan Joe Biden dan Prabowo.

Untuk mencapai tujuan tersebut, AS-RI berjanji untuk mempercepat diskusi tentang mineral penting. Prabowo dan Biden mengakui peran penting rantai pasokan mineral penting yang beragam dan tangguh untuk memperkuat sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara, serta mendukung transisi energi bersih global.

Penting diketahui, kesepakatan JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis, dan Uni Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*