Siemens Healthineers meluncurkan Acuson Origin di Indonesia, sebuah sistem ekokardiografi untuk mempermudah pengambilan keputusan saat pemeriksaan penyakit jantung dengan dukungan kecerdasan buatan (AI).
Acuson Origin, yang diluncurkan pada acara tahunan Indonesian Society of Echocardiography (ISE), dirancang untuk menyederhanakan serta memudahkan pengambilan keputusan pada pemeriksaan jantung sehingga hasil pemeriksaan lebih konsisten, akurat, dan efisien.
“Kami yakin bahwa sistem ekokardiografi canggih ini akan memberikan dampak signifikan pada diagnostik kardiovaskular di negara ini,” ujar Country Head of Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer dalam rilis pers yang diterima, Minggu.
Acuson Origin diklaim mampu secara otomatis mengukur dan menghitung keempat ruang jantung tanpa perlu EKG melalui fitur 2D dan 4D HeartAI.
Dengan dukungan AI terbaru, fitur 2D HeartAI mampu melacak secara otomatis kontras pada gambar. Kemampuan inilah yang menjadikan Acuson Origin sebagai satu-satunya sistem yang memiliki hal tersebut.
Teknologi 4D HeartAI adalah terobosan yang dapat memproses data jantung dengan presisi. Alat ini langsung menghitung ukuran dan kinerja keempat ruang jantung.
Teknologi ini diklaim 96 persen
akurat dalam mengukur volume tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (LV LED) dan volume darah saat tekanan diastolik (ES), baik dengan menggunakan Ekokardiogram transtorasik (TTE) maupun Ekokardiografi Transesofageal (TEE).
Selain itu, 4D HeartAI juga disebut memiliki tingkat akurasi 98 persen untuk Rekonstruksi Multi-planar (MPR). Sistem ini merupakan pionir di bidangnya yang dapat mengenali posisi jantung secara real-time. Fitur asisten AI mampu mengenali 12 posisi jantung Ekokardiogram transtorasik (TTE) dengan tingkat akurasi 99 persen.
Acuson Origin menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan ketepatan dan efisiensi diagnostik. Sistem ini dilengkapi dengan fitur pengukuran otomatis lebih dari 5.600 jenis.
Fitur ini meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam menganalisis data medis, sehingga hasil pemeriksaan lebih terpercaya. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan klinis menjadi lebih efektif.
“Sistem inovatif ini akan membantu para tenaga kesehatan memberikan diagnosis yang lebih akurat dan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien penyakit jantung,” ujar Ketua Indonesian Society of Echocardiography dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K) FIHA, FAsCC.